Assalaamu ‘alaikum Wr.Wb
Keislaman seseorang baru dianggap lengkap/sempurna bila ia telah melaksanakan rukun Islam yang lima,yaitu mengikrarkan syahadat, mendirikan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan,membayar zakat dan melaksanakan ibadah haji.
Haji merupakan puncak pengabdian manusia pada Tuhannya.Dalam hal melaksanakan ibadah haji ini,diakui ia memang ibadah yang relatif tidak begitu mudah dilaksanakan.Dalam pelaksanaannya dituntut pengorbanan lahir dan batin, material dan spiritual. Meski tidak begitu mudah dilaksanakan, namun ummat Islam selalu punya keinginan yang luar biasa untuk menunaikannya. Jangankan yang belum pernah menunaikan ibadah haji, yang sudah berhajipun ingin dan selalu …… ingin ,rindu dan selalu …… rindu untuk mengulanginya lagi.Di sini tampak ada kekuatan gaib yang menarik kesadaran dan batin manusia,sehingga selalu ada kerinduan dalam hati orang yang sudah berhaji, dan juga dalam diri kaum muslimin yang belum melaksanakannya,untuk mengunjungi rumah Allah ini.Sejatinya setiap manusia dalam kehidupannya selalu merasakan kehausan spiritual. Tiada pelepas dahaga spiritual yang paling hakiki kecuali bertakarrub kepada-Nya.Kerinduan untuk takarrub inilah yang antara lain diartikulasikan melalui kerinduan pada rumah-Nya.Sebab memang Ka’bah itu dimuliakan Allah dengan dinisbatkan kepada zat-Nya sendiri (Bayt Allah).Ini yang membuat ummat Islam berharap betul dapat menunaikan ibadah haji
Haji memang memiliki makna yang sangat istimewa dan menakjubkan di hati banyak orang . Prosesi haji membuat berjuta-juta orang, baik muslim atau non muslim heran sekaligus takjub.Betapa jutaan orang tumpah ruah di suatu tempat dalam satu irama ibadah.Menampakkan sebuah lanskap altar pemujaan yang maha dahsyat,sebuah prosesi religius yang mencengangkan,satu jamuan ketawadhuan dan kekhusuan yang mempesona Maka tidak heran kalau ummat Islam setiap tahun senantiasa berbondong- bondong datang ke Bayt Allah, mengibarkan panji ketaatan kepada sang Khaliq dalam kongres rabbani yang khusus digelar di bulan-bulan haji (Sya wal,Dzul qa’idah dan Dzulhijjah) di Mekkah Al-Mukarramah.
Kalau saudara pembaca termasuk orang yang merindukan Ka’bah. Andai saudara pembaca ter masuk orang yang mendambakan rukun Islam yang ke-5. Kalau saudara termasuk orang yang ingin merasakan betapa syahdunya ketika berada di dekat Ka’bah, di Raudhah, di makam nabi yang sangat kita cintai. Maka bila saudara pembaca punya dana lebih, walau sedikit .Saya sarankan “ masukkanlah dalam tabungan haji “.Jangan ragu dan bimbang Semakin cepat menabungnya semakin baik .Yakinlah Allah akan memberi kelapangan rezeki .
Ini buktinya.
Penulis punya seorang kawan yang pekerjaannya sebagai tukang jahit pakaian di sebuah ibukota kabupaten.Istrinya ibu rumah tangga biasa.Mesin jahitnya cuma dua buah.
Pada suatu sore,ketika kami sedang istirahat di depan hotel di Mekkah, ia bercerita bahwa pertama kali uang yang ia tabung untuk haji hanya Rp.5.000.000,-. Atas kodrat Allah, usaha menjahitnya laris manis sehingga sekitar dua tahun ia sudah dapat menambah tabungan hajinya hingga mencapai Rp.20.000.000,- (Saat itu 20 juta rupiah sudah dapat nomor porsi haji.Kalau saat ini 25 juta rupiah baru dapat nomor porsi haji).
Kisah di atas mungkin tidak seheboh “ Tukang jual bakso naik haji”,tapi setidaknya ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi pembaca. Bahwa kalau niat kita bulat dan sungguh-sungguh ingin melaksanakan ibadah haji, walau penghasilan sedikit, maka Allah akan memberikan jalan pada kita. Tidak sedikit orang yang berpenghasilan lebih, tapi karena lemahnya niat,kadang –kadang sampai tutup usia tidak bisa berangkat melaksanakan rukun Islam yang ke lima ini.
Yang perlu kita renungi. Mengapa itu bisa terjadi ? Menurut penulis alasannya antara lain karena BERSYUKUR.
Salah satu bentuk syukur ialah menggunakan nikmat Allah untuk beribadah kepada-Nya.Menabung (walau cuma sedikit) untuk melaksanakan ibadah haji adalah salah satu bentuk kesyukuran atas nikmat Allah kepadanya.Dan Allah akan menyambut syukur hamba-Nya “ Lain syakartum la aziidannakum “ artinya “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan tambahkan (nikmat) kepadamu “ ( QS.Ibrahim : 7 ). Maka tidak heran bagi orang yang mau MEMANFAATKAN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA KARUNIA YANG TELAH DITERIMA DALAM RANGKA BERIBADAH KEPADA ALLAH akan diberi Allah rezeki yang bertambah-tambah kepadanya.
Secara khusus dalam masalah nafkah/biaya untuk ibadah haji ini Rasulullah bersabda “ Annafa qatu filhajji kannafaqati fii sabilillaah, addirham bisab’i mi ata dhi’faa “ artinya : “ Nafkah yang dikeluarkan untuk ibadah haji sama dengan nafkah yang dikeluarkan untuk jihad di jalan Allah satu dirham dibalas dengan 700 lipat ganda”(HR.Ahmad & Turmudzi)
Menabung untuk ibadah haji adalah salah satu bentuk nafkah yang dikeluarkan untuk ibadah haji, karenanya ia termasuk yang disabdakan Rasul, bahwa ia akan dibalas dengan 700 lipat ganda. Secara umum memang balasan Allah itu diterima di akhirat kelak, tetapi tidaklah sulit bagi Allah untuk membalasnya ketika di dunia ini .Bukankah tidak sedikit bukti tentang balasan amal yang diterima seseorang ketika ia masih hidup di dunia.
Andai kata seseorang menabung untuk ibadah haji Rp.50.000,-. Coba kita hitung ,andaikata Allah menghendaki membalasnya di dunia ini .Rp.50.000,- x 700 = Rp.35.000.000,-.Subhaanallaah.
Akhirnya,semoga saudara pembaca dapat segera menabung untuk ibadah haji.Amien. Sampai ketemu lagi dengan “ Indahnya Haji dan Umrah “ di artikel berikutnya .
Penulis : H.M. Aini,S.Pd.I
ConversionConversion EmoticonEmoticon