Perbaiki Diri dan Luruskan Niat Dalam Melaksanakan Ibadah Haji atau Umrah



Assalaamu ‘alaikum Wr. Wb

Haji/umrah adalah ibadah yang menggoreskan kenangan manis yang dalam di hati setiap muslim yang lurus niat dalam mengerjakannya.Rasa bahagianya  sulit digambarkan dengan kata-kata ketika seseorang ikut dalam konferensi besar kaum muslimin sedunia di tanah suci Makkah dan Madinah itu. Tidak sedikit orang yang lurus niatnya dalam berhaji  bersimpuh menangis tersedu-sedu di depan Bayt Allah.

Perbaiki Diri dan Luruskan Niat Dalam Melaksanakan Ibadah Haji atau Umrah

Hal di atas terjadi karena yang bersangkutan sudah memperbaiki diri jauh sebelum melaksanakan ibadah haji, karena yang bersangkutan sudah meluruskan niat jauh sebelum berangkat menunaikan rukun Islam yang kelima ini.

Perbaikan diri, apapun sebutannya, mungkin orang menyebutnya perbaikan watak, ada yang menyebutnya perbaikan moral, ada pula yang menyebutnya perbaikan akhlak. Yang pasti ia tidak terjadi secara instan, ia tidak terjadi secara sim salabim,ia tidak terbentuk dalam waktu yang singkat. Perbaikan diri adalah pendidikan dan pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus, sampai watak/moral/akhlak yang baik/karimah itu menjadi sebuah kebiasaan. Sifat sabar umpamanya. Orang yang pemarah tidak mungkin akan berubah secara instan menjadi orang yang sabar setelah datang dari melaksanakan ibadah haji. Sifat sabar itu bisa menjadi watak seseorang apabila ia mau mempelajari dan membiasakan diri dengan sifat sabar itu secara terus menerus, sampai sifat sabar itu menjadi tradisi dalam hidupnya.

Perbaikan diri itu lahir dan batin, karenanya orang yang bisa memperbaiki diri tentu akan bisa meluruskan niatnya.

Kalaulah ada orang yang berubah pribadinya secara instan, maka itu sesuatu yang luar biasa. Dikatakan luar biasa, karena secara umum kepribadian itu tumbuh melalui pembinaan dalam waktu yang cukup panjang dan  berkesinambungan.

Karenanya,jika ada saudara kita yang bergelar haji tetapi pribadinya tidak menjadi lebih baik dari sebelumnya maka mungkin karena kurang/tidak serius/tidak kuntinu dalam mendidik dan membiasakan watak/moral/akhlak yang terpuji.

Ketidak seriusan/ketidak kuntinuan dalam mendidik dan membiasakan akhlak yang baik/terpuji akan membuat ketidak lurusan dalam niat haji.Itu sebabnya tidak jarang orang melaksanakan ibadah haji niatnya karena hanya ingin mengejar “ kebanggan sosial “ , sebagai salah satu cara untuk menunjukkan bahwa secara ekonomi ia lebih mampu dibanding yang lain, atau karena ingin dipanggil Pak Haji atau Bu Haji. Orang yang seperti ini biasanya pulang dari ibadah haji tidak membawa kemabruran, tapi ia seperti kuli yang membawa oleh-oleh yang terlalu banyak.

Bagi orang yang berniat pergi haji /umrah, apalagi kalau sudah memasukkan tabungan hajinya di bank, sebaiknya perbaikilah diri/akhlak, ikhlaskan niat semata-mata untuk Allah. Akhlah yang mulia dan niat yang lurus/ikhlas itu memiliki nilai yang sangat agung dalam penilaian Allah. Coba kita renungi kisah berikut.

Zaman dahulu ada orang Irak bernama Abdullah bin Muakafah, ia seorang tukang sol sepatu yang berniat naik haji. Untuk itu Abdullah menabung selama kurang lebih 15 tahun. Suatu hari  saat mau melaksanakan niatnya untuk naik haji, bersamaan dengan itu isterinya sedang hamil ngidam gulai yang dimasak tetangganya. Maka berjalanlah Abdullah ke rumah tetangga yang sedang memasak gulai untuk keperluan istrinya yang sedang ngidam gulai. Datanglah dia ke rumah tetangga yang sedang memasak gulai, setelah mengucapkan salam disampaikanlah hajatnya untuk meminta gulai kepada tetangga tersebut.Abdullah bin Muakafah tercengang mendengar jawaban shahibul bait. Dia menjawab : Wahai tuan, bukan saya tak ingin memenuhi permintaan tuan, tetapi ketahuilah, anak saya saja tidak saya izinkan makan gulai ini.Hal ini saya lakukan hanya untuk menghibur anak-anak saya yang lapar. Sebab gulai yang saya masak ini adalah daging bangkai. Mendengar jawaban itu Abdullah terduduk lesu.Lalu tanpa berfikir panjang ,uang yang diniatkan untuk naik haji tersebut diserahkan kepada ibu yang sedang memasak gulai bangkai tadi. Kabarnya Abdullah bin Muakafah walaupun tidak naik haji, namun ia mendapat haji yang mabrur.

Sekian. Semoga Allah SWT membimbing kita menjadi orang yang berakhlak mulia dan selalu ikhlash/bersih/lurus dalam segala niat.Amien.Sampai ketemu lagi dengan “ Indahnya Haji dan Umrah “ di artikel berikutnya “

Penulis : H.M. Aini,S.Pd.I


Previous
Next Post »
Thanks for your comment